Minggu, 16 Juni 2013
Kerajinan Batu Mulia PACITAN ( Jawa Timur )
Jika kita membicarakan keindahan alam dan pesona alam Pacitan tak kan ada habisnya hanya dengan secangkir kopi. Pacitan, sebuah kabupaten yang terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pintu gerbang bagian barat dari Jawa Timur dengan kondisi fisik pegunungan kapur dan deretan bebatuan. Dalam lapisan tanah dan bebatuan gunung itu terpendam sebuah ”harta karun”. Harta karun berupa beberapa jenis batu mulia yang dapat diolah menjadi berbagai kerajinan bahkan dapat juga diolah menjadi perhiasan yang meliliki nilai jual tinggi.
Cukup dipoles sedikit, jadilah ia berkilauan, seakan menyala ditimpa sinar matahari. Ya, daerah itu mengandung banyak batu alam dan batu mulia yang bisa disulap menjadi batu-batu hias. Beragam jenis batu mulia dapat dijumpai. Seperti batu Obsidian, Jasper, Agate, Carnelian, Kuarsa, hingga batu fosil kayu yang berumur jutaan tahun. Selain ditemukan di alam, batuan itu juga kerap dijumpai di tanah pekarangan warga.
Ketika masih teronggok di pekarangan atau tersembunyi di antara tumpukan bebatuan, penampilannya tidak terlalu mencolok. Namun berkat tangan dingin Suparjianto (41) seorang perajin batu alam di Dusun Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, batu – batu tersebut di olah menjadi sebuah kerajinan, nilainya menjulang tinggi, mulai seharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Suparjianto bersama 4 karyawannya menekuni bidang kerajinan batu mulia sejak 17 tahun silam. Hasil olahan yang terbuat dari bahan baku batu mulia ini yaitu perhiasan akik, selain itu dapat di olah menjadi kerajinan obsidian atau lebih tepatnya kerajianan yang terbuat dari salah satu batu mulia yaitu batu obsidian yang memiliki ciri khas warna hijau transparan.
Pembuatan kerajinan obsidian ini diawali dengan pengumpulan batu – batu obsidian, kemudian dipilih yang terbaik diantara setumpukan batu lainya. Batu yang dipilih kemudian di antar ke tempat pemrosesan untuk di potong, dalam memotong batu ini tidak sembarangan karena untuk menjaga keutuhan tekstur batu tersebut, alat yang digunakan memotong yaitu dengan menggunakan gerenda potong yang dialiri air “Memotong batu apapun harus di sertai dengan mengaliri air pada batu tersebut, kerena batu kalau di potong akan mengeluarkan asap yang dapat menggangu pernapasan” kata Suparjianto. Setelah pemotongan, kini saatnya batu ini dibentuk sesuai dengan pesanan, alat yang digunakan untuk membentuk batu ini mirip gerenda yang dimodifikasi sendiri sehingga dapat mengahasilkan bentuk yang detail. Setelah pembentukan selesai mulalilah untuk penghalusan, alat yang digunakan untuk pengahalusan yaitu silicon carbit, proses ini sangat penting dan harus teliti “Dalam proses pengahalusan memerlukan waktu beberapa jam, karena dalam proses ini sangat berpengaruh pada hasil akhir” ungkapnya. Proses selanjutnya yaitu Poles dengan menggunakan alat wayer pengkilap, proses pemolesan ini dibarengi dengan proses Kinik yaitu proses yang tujuannya untuk menggilapkan batu tersebut. Proses Kinik menggunakan cairan kimia yang berwarna hijau yaitu Chrome orside, cairan kimia ini berfungsi untuk menggilapkan batu. Setelah batu tersebut mengkilap kini saatnya finshing yaitu proses sebelum proses perakitan, ornamen-ornamen batu yang telah dibentuk dan digilapkan ini sekarang di check secara detail dan meniliti secara keseluruhan jika ada yang kurang sempurna. Setelah itu tiba saatnya proses perakitan yang membutuhkan konsentrasi tinggi supaya hasilnya menarik dan dapat memiliki nilai jual yang tinggi. Proses terakhir yaitu pencucian, proses ini juga harus hati – hati karena selain produknya yang gampang pecah juga menjaga keutuhan dari produk tersebut. Produk yang sudah jadi siap dipasarkan, Suprajianto mengatakan bahwa produk – produk ini sudah dipasarkan di dalam maupun di luar negeri seperti Amerika, Kanada dan Inggris.
Bagi Para Penggemar dan Pedagang Batu Mulia, silahkan berkunjung ke PACITAN ( Jawa Timur )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar