Kamis, 16 Juni 2011

Walah, Ini Dia Rujak Mata Sapi Ala Madura

Darah Madura - Menu lezat tak harus tercipta dari cara yang rumit. Buktinya, rujak mata sapi tercipta lantaran bagian ini kerap dibuang oleh pembuat rujak cingur. Kini, rujak mata, selain cingur sapi, jadi menu andalan warga Kabupaten Bangkalan, Madura.


Sepintas, bila mendengar nama menu ini, Anda pasti akan bertanya-tanya seperti apa bentuk dan rasanya. Sangat mudah menemui tempat makan yang menyajikan menu asli Kabupaten Bangkalan ini. Salah satu terletak Jalan KH. Muhammad Cholil, yakni Warung Kenikmatan

Sang penjual, Marinten, sudah cukup terkenal. Wanita yang sudah sembilan tahun menjadi penjual rujak mata sapi ini mempunyai banyak pelanggan, mulai dari kalangan buruh becak sampai pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten setempat.

Wanita berusia 40 tahun ini menyatakan, usahanya diawali dengan berjualan rujak cingur. Berhubung banyak saingan dan sering tidak laku, dia mencoba banting setir untuk berjualan rujak mata sapi. Ide awalnya cukup simpel, yakni hanya karena banyaknya penjual rujak cingur yang hanya mengambil cingur (hidung sapi) dan membuang mata sapi.

“Dari ide awal tersebut, kemudian saya tekuni untuk terus berjualan rujak mata sapi. Ya lumayanlah, sudah banyak yang suka,” ujar Marinten ditemui di warungnya seraya mengulek rujak.

Ditanya soal cara masak, terutama bahan dasar berupa mata sapi, Marintem menjelaskan bahwa cara mengolahnya hampir sama dengan memasak cingur, yakni direbus. Tapi, yang direbus hanya mata sapi, tidak dengan kepala.

Demikian juga dengan bumbu rujak mata sapi yang tidak jauh berbeda dengan rujak cingur. Ada beberapa bahan pokok yang diulek menjadi bumbu, antara lain kacang tanah, petis ikan, dan garam secukupnya.

Penyajiannya cukup sederhana. Bila bumbu kacang sudah siap, menu utama berupa mata sapi langsung dimasukkan, ditambah menu pelengkap seperti lontong, kecambah (toge pendek), kangkung dan ketimun. Marintem juga menambahkan buah, seperti nanas, bengkoang, dan mangga.

“Tergantung permintaan pembeli. Cuma yang pasti, mata sapi yang sudah direbus menjadi menu utama,” katanya.

Sejauh ini, Marintem mengaku tidak kesulitan menemukan bahan baku berupa mata sapi. Sebab, selain diperoleh dari para penjual rujak cingur, kepala sapi berikut mata cenderung mudah didapat di beberapa pasar yang ada. Harganya juga cukup murah.

Dalam sehari berjualan, Marintem mengaku bisa menghabiskan hingga 5kg mata sapi. Bisa dibayangkan, keuntungan menggiurkan yang diperoleh bila satu porsi dihargai Rp10 ribu, termasuk air mineral. Pelanggan setia Marintem biasanya mulai antri saat buka sekira pukul 09.00 WIB.

“Tidak hanya dari sini (Bangkalan) saja. Pelanggan saya juga ada yang dari luar (Pulau Jawa), yang biasanya saat hari libur datang ke sini,” ungkapnya.

Salah satu pelanggan asal Surabaya, Husen Al Katiri, menyatakan suka dan ketagihan makan rujak mata sapi, karena rasanya beda dengan yang lain. Dia mengaku, awalnya hanya diberitahu teman. Penasaran dengan menu tersebut, dia langsung meluncur ke Bangkalan.

“Kalau dimakan siang hari, tambah mantap. Beda dengan rujak cingur, yang rasanya seperti itu-itu saja,” ucapnya. (Mad Topek/ Bai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar