Salah satunya adalah yang dilakukan petugas medis dari puskemas pembantu (pustu) Patemon, Tanah Merah, Bangkalan. Mereka mendatangi Sofia (15 tahun), warga desa Potter, Tanah Merah. Sofia yang merupakan pelajar SMP ini/ menderita corynebacterium diphteria atau biasa dikenal dengan difteri sejak beberapa hari yang lalu.
Asmat, ayah Sofia, menceritakan, kondisi tubuh Sofia berangsur melemah karena segala jenis makanan dan minuman yang masuk ke mulutnya dimuntahkan. “Pada tanggal 3 Oktober kemarin, anak ini pulang sekolah dan langsung bilang kalau merasa gak enak badan,” terang Asmat, saat ditemui di kediamannya, Kamis (13/10/2011).
Petugas Medis Memeriksa Sofia, Penderita Difteri
Atas saran petugas kesehatan Puskesmas Tanah Merah, Asmat memutuskan membawanya ke RSUD Syamrabu Bangkalan pada Senin (4/10). “Lima hari dirawat inap di rumah sakit. Tapi Sofia terus memaksa minta pulang. Hingga sekarang pun kondisinya masih belum sembuh,” tuturnya.
Yang membuat Asmat gelisah, segala jenis makan dan minuman yang dimasukkan ke mulut Sofia, semuanya dimuntahkan. Sehingga kondisi tubuh Sofia semakin hari semakin melemah. Asmat juga menuturkan, anaknya tersebut awalnya merasa panas serta pusing dan muntah-muntah.
Sementara itu, petugas medis yang datang ke rumah Sofia, selain memeriksa dan mengobati Sofia, mereka juga memeriksa dan memberi suntikan tetanus diphteria kepada orang yang biasa berdekatan dengan Sofia. Satu persatu anggota keluarga Sofia maupun tetangganya diberi suntikan pencegahan penyakit difteri tersebut
Anggota Keluarga Sofia Pun Diperiksa dan Disuntik
Menurut dokter Yulia Kartika, Kepala Pustu Patemon, penyakit difteri ini termasuk penyakit menular yang disebabkan oleh sejenis bakteri patogen yakni bakteri bassilus klebs-loffer. Bakteri ini mudah menyerang manusia yang kurang memilki sistem kekebalan tubuh terutama yang tidak mendapatkan suntikan imunisasi lengkap saat masih kecil atau kanak-kanak.
Dokter Yulia pun mengimbau kepada semua masyarakat untuk memberikan bayinya imunisasi lengkap agar kekebalan tubuh bayi menjadi kuat. “Jadi kalau imunisasi bayinya sudah lengkap, tidak akan berakibat fatal bagi anak penderita difteri,” jelasnya.
Berdasarkan catatan yang dihimpun dari Dinkes Kabupaten Bangkalan, di tahun 2011 ini terdapat 13 penderita difteri yang tersebar di sembilan kecamatan. Dari 13 penderita tersebut, satu diantaranya meninggal dunia. (Mad Topek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar