Tampilkan postingan dengan label rangrang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rangrang. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 April 2013

Langkah Awal Ternak Kroto


KTT Saraswati Desa Tambaharjo Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah - Ternak rangrang atau kroto merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Banyak orang yang telah mengetahui akan hal ini, akan tetapi mereka masih bingung harus mulai dari mana? Baiklah pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan gambaran langkah awal beternak semut rangrang penghasil kroto. Berikut ini ada dua cara yang bisa kita lakukan untuk memulai usaha budidaya semut rangrang penghasil kroto.
Bibit semut rangrang penghasil kroto dari alam

Yang pertama adalah mencari benih atau bibit langsung dari alam. Pada daerah-daerah tertentu, keberadaan sarang semut rangrang sudah sangat sulit dijumpai, termasuk di desa kami Tambaharjo, sarang semut rangrang sudah sangat sulit dijumpai, padahal satu tahun yang lalu masih sangat banyak, bahkan di samping dan di belakang rumah kami juga masih banyak. Akan tetapi, jika kita mau mencari dengan tekun dan pantang menyerah, ternyata di daerah-daerah tertentu masih banyak juga. Sebagai contoh, kemarin kami iseng-iseng mencari ke desa sebelah dan al hasil alhamdulillah kami menemukan sarang meskipun sarang baru, hal itu membuktikan bahwa alam masih mau bersahabat dengan kita.

Untuk mendapatkan bibit dari alam, memang kita harus sedikit ekstra bekerja, kita harus memanjat pohon dengan resiko terkena gigitan semut rangrang. kita harus mempersiapkan beberapa alat yang harus kita bawa ketika berburu bibit langsung dari alam. Belum lagi, tidak mudah menemukan tempat atau pekarang yang terdapat sarang semut rangrang. Namun jika kita pantang menyerah, kita pasti dapat menemukannya. Jika sudah menemukan sarang, kita harus mempersiapkan alat-alat untuk mengambilnya, yaitu berupa sabit, pisau, atau gunting taman untuk memotong ranting sarang, karung, kandi, atau wadah plastik untuk menampung sementara sarang untuk dibawa pulang. Karung ini harus kita sediakan lebih dari satu, jika kita ingin mendapatkan sarang lebih dari satu dengan lain pohon. Mengapa demikian, karena semut rangrang yang beda koloni, beda pohon, mereka akan saling serang, sehingga dapat merusak semut, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Setelah sarang kita dapatkan dari alam, langkah selanjutnya, kita bawa pulang untuk dibersihkan dan dikeluarkan dari sarang, ini adalah proses yang lumayan sulit, karena pada proses ini, resiko tergigit rangrang sangat besar, padahal sebenarnya gigitan rangrang tidak terlalu sakit, sebentar saja sembuh, tetapi mungkin karena jumlahnya yang cukup banyak sehingga terkadang kita merasa kaget dan takut, tetapi lama-lama kita juga akan terbiasa dengan gigitan semut kroto ini, sehingga tidak merasa sakit lagi, alias kebal.

Semut kita keluarkan dari sarangnya berikut dengan krotonya dengan cara membuang satu persatu daun yang menjadi sarangnya. Setelah semut dan kroto bersih dari daun dan ranting basah semua, "maaf jadi bernyanyi" selanjutnya semut dan kroto kita masukkan ke sarang baru yang sudah kita persiapkan sebelumnya (tentang cara membuat sarang baru, silahkan lihat posting selanjutnya). Setelah semut rangrang dan kroto masuk ke sarang baru, kemudian kita tutup rapat sarang baru selama 2 hingga 3 jam agar semut beradaptasi dengan lingkungan sarang baru tersebut. Setelah 2 sampai 3 jam, kemudian tutup lobang sarang kita buka, agar semut mendapat udara segar.


Bibit Semut Rangrang Penghasil Kroto dari Membeli

Cara yang kedua ini sangatlah praktis, kita tidak akan direpotkan dengan ritual seperti pada cara di atas, kita tinggal merogoh kantong kemudian membayar dan barang kita terima dengan kondisi baik dan siap dibudidayakan. Kita hanya tinggal mempersiapkan rak untuk tempat budidayanya saja, kita tidak perlu membuang-buang waktu dan tenaga untuk mencarinya. Yang lebih penting lagi, dengan membeli bibit dari peternak lain, kita tidak ikut merusak habitat aslinya di alam. Padahal keberadaan semut rangrang di alam sangat membantu para petani dalam mengendalikan hama tanaman.

Cara yang kedua ini sangat kami anjurkan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam kita yang kian hari kian memprihatinkan. Jika ada yang berminat, kami bersedia menyalurkan atau memberikan informasi kepada anda tentang di mana dapat memperoleh bibit semut rangrang dengan mudah dan murah. Seperti yang kami lalukan, yaitu kami membeli bibit dari Bapak Chasiat Prabowo di Godean Jogjakarta.

Demikian informasi tentang bagaimana memulai sebuah usaha budidaya semut rangrang penghasil kroto. Semoga bermanfaat, terima kasih atas kunjungan anda, Nantikan Posting selanjutnya, tentang cara pembuatan sarang baru dengan bahan yang murah dan mudah kita temukan dilingkungan rumah kita.

Selasa, 02 April 2013

Kroto

 

Kroto adalah telur semut rangrang yang berwarna putih yang yang sebenarnya adalah larva dan pupa dalam proses metamorfosis semut dari telur menjadi semut. Telur ini di masyarakat lebih dikenal dengan nama kroto. Biasanya kroto digunakan untuk makanan burung kicauan, kegunaan lain adalah sebagai pakan umpan memancing. Meskipun kelihatannya kegunaannya sangat minim di kalangan tertentu, namun perlu kita ketahui bahwa kalangan tertentu itu ternyata kalangan atas yang nota bene, mereka tidak memikirkan harga untuk mendapatkan kroto ini.

Inilah salah satu penyebab tingginya harga kroto di pasaran. Selain itu ketersediaannya yang semakin menipis di alam menambah tinggi harga kroto. Ini merupakan peluang bisnis baru bagi mereka yang mengetahuinya. Alasan penggunaan kroto sebagai pakan burung adalah bahwa kroto kaya akan protein dan vitamin untuk menjaga kesehatan dan stamina burung kicauan. Selama ini kroto masih menjadi pakan paling berkualitas untuk burung kicauan meskipun di pasaran telah banyak dijual pakan burung buatan, namun kroto dirasa lebih baik karena masih alami.

Di alam, semut biasanya bersarang di pohon pohon yang tinggi, akan tetapi sering kita jumpai pula di pohon yang rendah, namun itu biasanya hanya sarang para semut pekerja dan semut prajurit. Jenis pohon yang disukai semut rangrang antara lain rambutan, mangga, dan jambu. Semut ini juga senang membuat sarang di pohon jati, sukun, dan mengkudu. Ukuran sarang cenderung mengikuti ukuran daun.

Pencarian kroto di alam menyebabkan keberadaanya semakin sulit ditemukan, ini akan sangat merugikan, karena agar kita tahu bahwa ternyata semut rangrang adalah merupakan predator alami yang dapat memberantan hama tanaman. Bisa kita perhatikan, pohon yang terdapat semut rangrang biasanya tidak terserang ulat dan pohon yang tidak ada semut rangrangnya biasanya mudah terserang ulat. Mengapa demikian? Semut rangrang yang hidup di alam biasanya memakan ulat dan hewan hama lainnya yang menyerang pohon.

Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan baru dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan kegiatan bertani mereka. Dengan cara yang praktis dan mudah saja mereka bisa mendapatkan kroto semut rangrang tersebut.


Namun mereka tidak menyadari, bahwa pengambilan kroto langsung dari alam akan menyebabkan punahnya populasi semut rangrang, yang akibatnya predator alami menjadi berkurang dan justru hama tanaman akan semakin berkembang. Untuk mencegah hal itu, para pakar telah melakukan uji coba untuk beternak semut kroto ini secara modern, sehingga tidak merusak habitat aslinya di alam.

Untuk mengetahui bagaimana cara beternak semut rangrang secara modern, dapat disimak pada postingan selanjtnya. Demikian semoga bermanfaat.