Tampilkan postingan dengan label budidaya kroto. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label budidaya kroto. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 April 2013

Semut Rangrang Semakin Sulit Ditemukan Di Alam


Keberadaan semut rangrang di alam semakin sulit ditemukan, stok kroto yang mengandalkan dari alam lama-kelamaan akan habis juga. Hal ini menuntut pemikiran kita untuk mencari solusinya agar semut rangrang penghasil kroto tidak punah. Dua tahun yang lalu, saya masih ingat, ketika anak saya yang pertama yang bernama Dimas Ibnu Al Rasyid baru berumur satu tahun dan baru bisa berjalan, kami bermain-main di belakang rumah, tanpa sengaja anak saya itu menarik daun pohon ketapang yang tingginya baru sekitar 50 cm. Apa yang terjadi? Ketika daun ketapan itu dilepaskan memantul, yang terjadi adalah anak saya itu dikerumuni semut rangrang yang terpental dari pohon ketepeng kecil itu.

Itu membuktikan bahwa, dua tahun yang lalu semut rangrang penghasil kroto masih sangat mudah ditemukan di lingkungan sekitar rumah kita. Tapi apa yang terjadi sekarang ini? Sangat sulit untuk menemukan semut emas itu. Pada waktu itu di sekeliling rumah kami masih banyak sarang semut rangrang. Di pohon mangga, pohon ketapang, dan pohon popoan (bahasa Jawa), akan tetapi sekarang ini sudah tidak ada. Salah siapa itu? Tidak ada yang salah, memang itulah proses alam yang tergantung pada campur tangan manusia, manusia berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari alam, sementara belum banyak manusia yang mau perduli kepada alam itu sendiri.

Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus, sudah dapat dipastikan, semut rangrang penghasil kroto akan punah juga. Namun alahamdulillah ada beberapa pemikir yang jenius yang telah berhasil mengembangkan budidaya kroto atau budidaya semut rangrang penghasil kroto.

Atas dasar alasan tersebut, maka kami kelompok tani ternak Saraswati berusaha untuk membudidayakannya. Berawal dari membeli bibit dari Yogyakarta dengan harga Rp. 150.000,- per sarang, kami membeli dua sarang, selanjutnya kami berniat untuk mengembangkannya dengan menambah sarang kami dari alam, sehingga dengan demikian, meskipun keberadaan semut rangrang penghasil kroto dari alam lama-lama habis, kita masih bisa melestarikannya dengan usaha budidaya ternak kroto secara modern dengan media barang bekas yang mudah kita dapatkan di rumah kita.

Marilah kita jaga alam kita ini, kita rawat dengan arif dan bijaksana, kita perbaiki alam kita dari kerusakan, karena sesungguhnya alam ini adalah titipan dari anak cucu kita yang sudah pasti akan diminta kembali oleh mereka bila sudah saatnya. Dengan membudidayakan semut rangrang, berarti kita turut menjaga kelestarian binatang pembantu petani ini dalam melawan hama tanaman, terutama tanaman buah.

Demikian semoga bermanfaat.

Selasa, 16 April 2013

Rahasia Budidaya Kroto


KTT SARASWATI, Tambaharjo, Adimulyo, Kebumen, Jawa Tengah - Rahasia Budidaya Semut Rangrang Penghasil Kroto.

Budidaya kroto atau semut rangrang penghasil kroto sekarang ini sedang marak dilakukan oleh para peternak, alasannya adalah karena harga kroto yang kian hari kian melambung dan dapat memberikan inkam atau penghasilan tambahan yang sangat menjanjikan jika ditangani dan dijalankan dengan penuh ketekunan. Budidaya kroto ini telah banyak dilakukan oleh mereka yang telah mengetahui tekniknya, akan tetapi bagi sebagian orang yang belum tahu benar teknik budidayanya merasa kesulitan, sementara, ilmu tentang budidaya semut rangrang penghasil kroto ini tergolong masih sangat mahal. Teknik budidaya kroto yang benar masih susah didapatkan baik secara on line maupun off line.

Dengan alasan demikian maka,kami kelompok ternak Saraswati akan memberikan sedikit demi sedikit tentang ilmu dan teknik budidaya semut rangrang penghasil kroto berdasarkan pengalaman yang telah dan sedang kami lakukan tentang budidaya kroto ini. Mudah-mudahan dapat bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua sebagai alternatif tambahan penghasilan bagi anggota kelompok Saraswati khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Setelah kami melakukan teknik budidaya kroto, dapat kami simpulkan bahwa ternak semut rangrang termasuk mudah untuk dilakukan. Berikut ini hal-hal yang berhubungan dengan cara ternak kroto.

Yang pertama, seperti pada postingan kami sebelumnya tentang bagaimana kita bisa mendapatkan bibit semut rangrang? Yaitu bisa dengan membeli dari peternak yang telah berhasil dan dapat juga dengan mengambil langsung dari alam. Dengan pengambilan langsung dari alam, diharapkan kita dapat menemukan ratu semut sebagai penghasil telur (kroto). Karena telur semut rangrang yang dihasilkan langsung dari ratu semut kualitasnya sangat bagus, untuk itu harus diupayakan dalam pengambilan sarang dari alam dilakukan dengan sangat hati-hati, agar sarang tidak rusak dan ratu semut tidak terjatuh dan hilang.

Apakah sarang yang kita dapatkan langsung dari alam ada jaminan akan ada ratunya? Tidak, beberapa sarang yang telah kami peroleh langsung dari alam, ternyata setelah kami teliti, baru satu sarang yang terdapat ratu semutnya, seperti gambar dan video pada postingan kami sebelumnya. (mohon maaf kami tidak menyertakan link pada postingan sebelumnya, untuk melihat postingan sebelumnya, anda bisa melihat daftar isi atau sitemap blog kami pada sidebar). Akan tetapi, meskipun kita tidak mendapatkan ratu semut, jangan khawatir, karena ternyata telur semut rangrang atau yang lebih dikenal dengan kroto itu tidak hanya dihasilkan oleh ratu semut saja.

Selain ratu semut, ternyata kroto juga dapat dihasilkan oleh semut prajurit yang berubah fungsi. Mengapa demikian? Untuk melanjutkan trah keturunan kerajaan semut, jika dengan mengandalkan ratu saja, maka generasi penerus kerajaan semut rangrang penghasil kroto lama-kelamaan akan musnah. Oleh karena itu jika dalam sebuah koloni semut tidak terdapat ratu maka, beberapa semut prajurit akan berubah fungsi sebagai penghasil telur menggantikan keberadaan ratu semut. Sehingga kita tidak perlu khawatir jika tidak memiliki ratu semut. Dengan semut prajuritpun, semut akan bisa berkembang dengan baik sehingga dapat menghasilkan kroto sebagai telur emas.


Dari mana asal ratu semut? Ratu semut berasal dari telur ratu semut atau telur prajurit yang berubah fungsi. Ratu semut biasanya muncul pada awal musim penghujan, kemudian disusul dengan munculnya pejantan tangguh yang siap mengawini ratu semut. Setelah kawin dan bertelur, biasanya ratu semut akan terbang dan mencari lokasi lain untuk berkembang biak. Mengapa demikian? Karena fungsi ratu semut adalah untuk menyebarkan semut rangrang agar cepat berkembang biak. Wah tidak bertanggung jawab itu ratu. Memang, hal ini dilakukan demi kelangsungan singgasana kerajaan perkrotoan, dengan jalan melebarkan daerah kekuasaan mereka.

Bagaimana penerapannya pada ternak kroto secara modern? Penerapannya sangat mudah, kita hanya tinggal memperbanyak koloni semut, niscaya telurnyapun akan otomatis banyak, semakin banyak jumlah semut rangrang maka semakin banyak pula telur/kroto yang dihasilkan. Bagaimana cara mendapatkan semut rangrang yang banyak? Nah inilah kunci sukses budidaya semut rangrang penghasil kroto emas, yaitu dengan jalan memperbanyak koloni, baik dengan ratu semut ataupun tanpa ratu semut. Kemudian pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara memperbanyak koloni semut rangrang? Ada beberapa cara untuk memperbanyak koloni semut rangrang, yaitu bisa dengan membelinya, mencarinya di alam, dan satu cara lagi dengan kesabaran menanti semut berkembang sendiri, menunggu telur-telurnya menetas yang lama-kelamaan kan berkembang menjadi banyak, itu berarti kita jangan dulu-dulu memanen krotonya, kita fokuskan untuk membuat atau memperbanyak koloni terlebih dahulu. Setelah koloni semut rangrang yang kita pelihara bertambah banyak dan dirasa cukup bisa menghasilkan emas, kita bisa mulai memanennya.

Demikian sedikit pengetahuan kami, mudah mudahan bermanfaat. Terima kasih atas kunjungan anda, mohon maaf bila terdapat kekeliruan.

Kamis, 11 April 2013

Ratu Semut Rangrang Kunci Sukses Budidaya kroto

 
KTT Saraswati, Tambaharjo, Adimulyo, Kebumen - Ratu semut rangrang adalah salah satu bagian dari keluarga koloni rangrang. Ratu semut rangrang bertugas menghasilkan telur sebagai sarana berkembang biak untuk meneruskan generasi kerajaan kroto. Selama ini banyak blog yang memberikan contoh dengan gambaran tentang ratu, namun itu semua malah membingungkan bagi para pemula ketika ingin mengetahui seperti ratu semut rangrang yang sebenarnya. Sampai kami harus membeli bibit semut rangrang dari peternak yang sudah sukses, itupun sampai sekarang kami belum pernah melihat apakah koloni semut rangrang yang kami beli itu ada ratunya atau tidak kami belum pernah melihatnya.

Dengan rasa keingintahuan yang tinggi, kami selalu mencari sarang semut rangrang dari alam. Akhirnya, tadi sore, sekitar pukul 17.00 WIB kami berhasil menemukan beberapa sarang semut rangrang, namun hanya dua sarang yang kami ambil, karena sarang lainnya telah ditinggalkan oleh penghuninya karena krotonya telah diambil oleh para pencari kroto. Dua buah sarang yang kami peroleh, kemudian kami tempatkan dalam sebuah kantong atau kandi, kami ikat dan kami bawa pulang, dengan harapan, pada sarang yang kami peroleh terdapat ratu semut rangrang.

Selepas maghrib, kami pindahkan semut rangrang dan krotonya ke dalam sarang buatan, yaitu toples. Cara pemindahannya sebenarnya cukup mudah, akan tetapi karena sifat semut rangrang yang agresif menyerang siapa saja yang mengganggunya, maka biasanya orang akan merasa takut dan enggan untuk melakukannya. Dengan sedikit keberanian, proses pemindahan koloni semut rangrang ke sarang buatan berupa toples akan sangat mudah dilakukan, dengan sedikit resiko terkena gigitan semut. Proses pemindahannya adalah sebagai berikut.

Cara memindahkan koloni semut rangrang dari sarang alam ke sarang buatan

Setelah mengambil sarang dari alam, kemudian kita siapkan tempat untuk memisahkan antara koloni semut rangrang dengan sarang berupa daun dari alam, resikonya adalah tergigit semut rangrang, jangan khawatir, itu tidak menjadi masalah, sebenarnya juga tidak terlalu sakit, dan sebentar saja rasa sakitnya hilang. Tempat untuk memisahkan sarang berupa daun dengan koloni semut rangrang adalah berupa bak plastik besar yang biasa digunakan untuk mencuci. Kemudian baluri sisi dalam bak tersebut dengan tepung kanji untuk mencegah semut rangrang melarikan diri, karena dengan tepung kanji, semut rangrang tidak akan bisa naik karena permukaan menjadi licin, sehingga semut rangrang akan tetap berada di bawah bak.


 Setelah sarang berupa daun berhasil kita keluarkan/buang, kemudian koloni semut rangrang yang berupa semut rangrang, kroto, dan mungkin juga ratunya kita masukkan ke dalam toples yang sebelumnya telah kita lobangi seperti postingan terdahulu. Kita tinggal tuang saja koloni semut rangrang ke dalam toples sebagai sarang baru. Kemudian toples yang telah berisi koloni semut rangrang tadi kita tempatkan pada rak yang kakinya telah ditempatkan pada wadah berisi air untuk menghindari semut rangrang berpindah ke sarang lain.


Dalam proses pemisahan sarang daun dengan koloni tersebut, kami melihat adanya kejanggalan. Ada sekerumunan semut rangrang yang saling bertumpukan seolah-olah sedang berebut sesuatu dan itu terjadi terus menerus, semut rangrang tersebut tidak mau ada yang pergi. Kami mencoba untuk mengusiknyapun semut rangrang itu tetap berkerumun tidak mau bubar. Sebenarnya apa yang mereka kerumuni? Jangan-jangan itu ratunya? Seperti yang terjadi pada lebah, ratu mereka selalu dikerumuni oleh para lebah sebagai bentuk perlindungan.



Selama setengah jam kami perhatikan sambil membuang sisa-sisa daun sarang dari dalam bak, kami tidak sabar akhirnya kami mengambil lidi dan mengusik sekali lagi kerumunan tersebut dengan lebih keras. Apa yang terjadi, kami kaget namun dengan rasa senang, gembira dan puas, akhirnya apa yang selam ini kami cari datang juga. Ternyata benar yang mereka kerumuni itu adalah ratu semut rangrang sebagai bentuk perlindungan terhadap ratu mereka yang bertugas untuk bertelur guna meneruskan keturunan mereka agar tidak punah. Perasaan senang, kaget, gembira, dan puas bercampur jadi satu, akhirnya kami menemukan dengan kerja kami sendiri, melihat dengan mata kepala kami sendiri, apa itu yang dinamakan ratu semut rangrang.

Ratu Semut Rangrang


Bentuknya sama seperti semut rangrang lainnya, yang membedakan adalah warnanya, ratu semut rangrang berwarna merah kehijauan, sedangkan semut rangrang berwarna merah kecoklatan. Perbedaan yang lebih mencolok adalah dari ukurannya, ukuran tubuh ratu adalah 5 hingga 10 kali lipat besarnya dari tubuh semut rangrang. Bagian ekornya terlihat sangat besar yang menandakan itu berisi telur yang siap dikeluarkan. Dengan ukurannya yang begitu besar, maka layak dalam setiap sarang dapat menghasilkan kroto hingga 1 ons perbulan. Mohon maaf fotonya kurang jelas karena itu screen shoot dari video mp4. Untuk mendapatkan gambar foto yang jelas kami mengalami kesulitan karena semut rangrang sangat sulit dipisahkan dengan ratunya, juga karena kami takut akan mengganggu ratunya.


Untuk lebih jelasnya, berikut ini videonya:


Demikian pengalaman kami, semoga bermanfaat bagi kita semua, terima kasih atas kunjungan anda, pertanyaan bisa disampaikan lewat kotak komentar di bawah ini. Tunggu posting kami selanjutnya tentang budidaya semut emas penghasil kroto. Mari kita kupas tuntas segalanya tentang perkrotoan.

Rabu, 10 April 2013

Cara Merawat dan Memelihara Semut Rangrang pada Sarang Toples


Budidaya semut rangrang penghasil kroto sekarang ini sedang marak, karena menjanjikan penghasilan yang luar biasa dan tidak terbatas, mengingat stok di alam kian hari kian menipis, sedangkan permintaan pasar akan telur semut rangrang atau yang lebih dikenal dengan kroto in sangat tinggi, sehingga harganyapun terus meroket. Ini sesuai dengan prinsip ekonomi. Anggap saja kita sudah memiliki atau memelihara semut rangrang penghasil kroto, yang kita lakukan agar semut dapat tumbuh sehat dan berkembang yang pada akhirnya menghasilkan telur/kroto yang banyak adalah sebagai berikut.

Seperti halnya ternak-ternak lainnya, semut rangrang juga membutuhkan tempat tinggal yang bersih dan nyaman untuk dapat berkembang biak dan dapat menghasilkan kroto emas yang melimpah. Ketersediaan pakan dan minuman yang cukup, sehingga kroto menjadi betah di sarang toples. Meskipun demikian tetap saja semut rangrang akan berusaha untuk keluar dari sarang buatan ini karena memang tempat baru ini sangat berbeda jauh dengan habitat aslinya, seperti manusia juga akan susah tidur jika tinggal di rumah orang lain.

Setelah semut yang kita ambil dari alam  kita tempatkan kedalam toples dan kita biarkan selama 2-3 jam agar semut beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Lalu tutup kita buka,dan semut-semut akan keluar berhamburan ke lingkungan sekitarnya.Tetapi adapula yang masih di dalam toples menjaga telur dan anak-anak semut  (larva dan pupa). Semut yang keluar  berhamburan akan mengelilingi  tempat toples di mana diletakkan. Mereka, semut rangrang akan mencoba mencari tahu jalan mana yang akan membawa dia kembali kesarang yang lama. Hal-hal yang bisa dilakukan oleh semut yang tidak kita ketahui dan ini dapat merugikan kita adalah semut dapat berpindah melalui sesuatu yang menempel pada sarang, misalnya kayu, sapu, daun, atau apapun itu yang dapat menghubungkan sarang dengan dunia luar, jika itu terjadi akibatnya semut akan memindah seluruh anggota koloni termasuk krotonya ke tempat yang mereka anggap aman, ini adalah suatu kerugian bagi kita karena kita lalai.

Meskipun kita sudah memakai media air sebagai pagar pembatas agar semut tidak bisa keluar, namun kita tetap harus waspada denga apa yang bisa dilakukan oleh sicerdik ini. Semut  yang tak berhasil menemukan media untuk menyeberang keluar dari sarang baru akan  mencoba dengan menyeberangi air sebagai pagar pembatas, walaupun dengan resiko tercebur dan mati.  Situasi ini biasanya karena saling dorong antar gerombolan semut. Jika jarak tepi air dengan media sarang terlalu dekat, maka semut rangrang akan bisa menyeberangi air pembatas. Maka idealnya jarak tepi tempat air dengan sarang toples harus lebih dari 10 cm, sehingga semut rangrang tidak bisa menyeberang.

Hal aneh lain yang tidak kita duga  adalah bahwa semut berani menjatuhkan diri untuk keluar dari sarang toples tersebut. Yang lebih aneh lagi adalah bahwa semut rangrang dapat membuat jembatan penyeberangan, seperti yang dilakukan oleh manusia. Semut tidak sebodoh yang kita kira, jika beberapa hal di atas yang telah mereka coba tidak berhasil, maka mereka tidak kehabisan akal mencoba hal ekstrim yang lain, yaitu akan mencoba untuk membuat jembatan semut rangrang. Ini kedengarannya aneh bukan, tapi itulah kecerdikan semut emas ini. Bagaimana caranya? Caranya, yaitu dengan saling bertumpuk sehingga bisa lebih tinggi atau lebih jauh jangkauannya, setelah dapat menjangkau seberang air, jembatan ini akan digunakan untuk menyeberang/lewat oleh semut lain untuk menyeberangi air. Sungguh usaha yang sangat luar biasa, pantang menyerah dan penuh kecerdikan.

Hal-hal di atas harus kita atasi dengan baik, dengan demikian semut rangrang tidak akan kabur dan tetap tinggal di sarang toples dan menghasilkan kroto untuk kita ambil manfaatnya. Selamat mencoba semoga sukses dan mari kita saling sharing pengalaman untuk meningkatkan kompetensi kita di bidang perkrotoan, sebagai tambang emas baru bagi mereka yang mau melakukannya.

Minggu, 07 April 2013

Sarang semut rangrang buatan penghasil kroto

  

kttsaraswati.blogspot.com - Sarang adalah syarat mutlak untuk keberhasilan budidaya semut rangrang penghasil kroto. Sarang yang akan dibahas pada artikel kali ini adalah sarang buatan untuk ternak atau budidaya semut rangrang penghasil kroto. Sarang ini berbeda dengan sarang sebenarnya di alam, karena ini merupakan kreasi manusia untuk mendapatkan keuntungan dengan bahan yang mudah dan murah, namun tetap akan memberikan kenyamanan kepada semut rangrang untuk tetap dapat melakukan produksi krotonya.

Sarang ini sangat berbeda dengan kondisi aslinya yang terbuat dari daun-daunan di mana semut itu tinggal. Sarang kreasi manusia ini terbuat dari bahan bekas yang sangat murah dan mudah kita dapatkan, baik di rumah kita maupun di lingkungan tempat tinggal kita. Itulah gunanya penemuan baru di bidang teknologi peternakan, yaitu memudahkan peternak dan menekan biaya produksi serendah mungkin untuk mendapatkan hasil yang setinggi-tingginya.
Barang bekas yang dapat kita gunakan sebagai sarang semut rangrang penghasil kroto ini adalah berupa botol bekas air minum mineral dan toples bekas makanan. Setiap rumah bisa dipastikan memiliki barang-barang bekas tersebut, kalaupun harus membeli dari toko, harganya juga sangat murah, karena ini adalah barang bekas. Itulah keuntungannya menggunakan barang bekas, yaitu harganya murah dan sangat terjangkau.

Cara membuat sarang dengan botol dan toples

Siapkan botol dan toples yang akan dibuat sarang. Bersihkan dari sisa-sisa makanannya. Setelah bersih, lobangi bagian bawah toples, bisa di tengah atau di pinggir dengan diameter 2 cm. Untuk melobangi, bisa kita gunakan pisau atau besi yang dipasaskan terlebih dahulu. Setelah lobang bagian bawah selesai dibuat, kemudian teruskan dengan membuat lobang sejenis pada bagian samping, tepatnya 2 cm dari mulut toples. Dua lobang tersebut sudah cukup untuk lalu lintas semut rangrang ketika akan mencari dan membawa masuk makanan untuk persediaan koloninya, selain itu, lobang tersebut juga berfungsi untuk sirkulasi udara agar sarang tidak lembab dan pengap, juga untuk mengeluarkan bau dan sisa makanan yang sudah tidak dibutuhkan oleh semut tersebut.

Penempatan sarang

Ada beberapa cara penempatan sarang, yaitu tegantung cara kita beternak. Beberapa cara yang telah terbukti berhasil dalam beternak semut rangrang penghasil kroto adalah dengan menggunakan tatakan seperti gambar di bawah ini.


Sarang sesuai gambar di atas dapat disusun rapi pada rak pemeliharaan. Rak dapat dibuat dari kayu ataupun bambu. Rak dapat dibuat bertingkat/susun untuk menghemat tempat.

Cara penempatan sarang yang kedua adalah dengan langsung meletakkan sarang (tanpa tatakan) pada rak susun/tingkat, untuk mencegah semut keluar/pindah, maka seluruh kaki rak ditempatkan pada wadah berisi air agar semut tidak bisa keluar dari areal rak pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:


Demikian sedikit tentang bahan dan cara pembuatan sarang serta penemapatannya pada rak pemeliharaan. Semoga artikel ini bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya.

Selasa, 02 April 2013

Kroto

 

Kroto adalah telur semut rangrang yang berwarna putih yang yang sebenarnya adalah larva dan pupa dalam proses metamorfosis semut dari telur menjadi semut. Telur ini di masyarakat lebih dikenal dengan nama kroto. Biasanya kroto digunakan untuk makanan burung kicauan, kegunaan lain adalah sebagai pakan umpan memancing. Meskipun kelihatannya kegunaannya sangat minim di kalangan tertentu, namun perlu kita ketahui bahwa kalangan tertentu itu ternyata kalangan atas yang nota bene, mereka tidak memikirkan harga untuk mendapatkan kroto ini.

Inilah salah satu penyebab tingginya harga kroto di pasaran. Selain itu ketersediaannya yang semakin menipis di alam menambah tinggi harga kroto. Ini merupakan peluang bisnis baru bagi mereka yang mengetahuinya. Alasan penggunaan kroto sebagai pakan burung adalah bahwa kroto kaya akan protein dan vitamin untuk menjaga kesehatan dan stamina burung kicauan. Selama ini kroto masih menjadi pakan paling berkualitas untuk burung kicauan meskipun di pasaran telah banyak dijual pakan burung buatan, namun kroto dirasa lebih baik karena masih alami.

Di alam, semut biasanya bersarang di pohon pohon yang tinggi, akan tetapi sering kita jumpai pula di pohon yang rendah, namun itu biasanya hanya sarang para semut pekerja dan semut prajurit. Jenis pohon yang disukai semut rangrang antara lain rambutan, mangga, dan jambu. Semut ini juga senang membuat sarang di pohon jati, sukun, dan mengkudu. Ukuran sarang cenderung mengikuti ukuran daun.

Pencarian kroto di alam menyebabkan keberadaanya semakin sulit ditemukan, ini akan sangat merugikan, karena agar kita tahu bahwa ternyata semut rangrang adalah merupakan predator alami yang dapat memberantan hama tanaman. Bisa kita perhatikan, pohon yang terdapat semut rangrang biasanya tidak terserang ulat dan pohon yang tidak ada semut rangrangnya biasanya mudah terserang ulat. Mengapa demikian? Semut rangrang yang hidup di alam biasanya memakan ulat dan hewan hama lainnya yang menyerang pohon.

Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan baru dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan kegiatan bertani mereka. Dengan cara yang praktis dan mudah saja mereka bisa mendapatkan kroto semut rangrang tersebut.


Namun mereka tidak menyadari, bahwa pengambilan kroto langsung dari alam akan menyebabkan punahnya populasi semut rangrang, yang akibatnya predator alami menjadi berkurang dan justru hama tanaman akan semakin berkembang. Untuk mencegah hal itu, para pakar telah melakukan uji coba untuk beternak semut kroto ini secara modern, sehingga tidak merusak habitat aslinya di alam.

Untuk mengetahui bagaimana cara beternak semut rangrang secara modern, dapat disimak pada postingan selanjtnya. Demikian semoga bermanfaat.

Senin, 01 April 2013

Alasan Memilih Ternak Kroto


KTT Saraswati Desa Tambaharjo, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen
Mengapa kita beternak semut rangrang penghasil kroto?
Itu adalah pertanyaan yang bagus. Jawaban dari pertanyaan itu sangat simpel, yaitu karena sangat menguntungkan dan menghasilkan banyak uang. Ah masa iya sih? Baiklah, mari kita kupas keuntungan dari beternak semut rangrang atau lebih dikenal dengan nama semut penghasil kroto.
Kroto adalah telur semut rangrang yang digunakan untuk pakan burung kicauan. Karena stoknya sangat langka dan akan semakin langka, maka harganyapun semakin melambung, itu sesuai dengan prinsip ekonomi, yaitu ketika permintaan banyak dan barangnya sedikit, maka harganya akan naik. Bagi mereka yang jeli membaca pasar, ini akan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan

Meskipun di dunia maya sudah menjadi trend baru, budidaya kroto masih belum membudaya dan memasyarakat. Buktinya ketika kami mencoba untuk menyampaikannya di forum-forum pertemuan kelompok, mereka anggota kelompok tani masih banyak yang bingung dan tidak percaya dengan ternak kroto. Masa semut dipelihara? Sambil tertawa tidak percaya.

Dengan ketekunan dan sifat pantang menyerah, apa yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Buktinya sudah ada beberapa orang yang telah berhasil melakukan budidaya kroto, bahkan sampai menghasilkan jutaan rupiah per bulan. Sudah banyak contohnya, di Boyolali ada seorang perempuan yang telah berhasil, di Jogja Ada Pak Prabowo, di Semarang, di Pekalongan, dan masih banyak lagi di kota-kota lainnya.

Budidaya kroto tidak membutuhkan modal yang besar, karena segala sesuatunya, dari media, peralatan, dan tempat dapat kita gunakan barang bekas yang di setiap rumah pasti memilikinya. Kita bisa gunakan toples bekas tempat makanan, bahkan kita bisa gunakan bekas botol minuman air mineral yang kesemuanya bisa kita temukan di rumah kita tanpa harus membeli.

Sebagai tempat, kita bisa juga gunakan lokasi yang tidak lebar, bisa di samping rumah, di belakang rumah, atau bisa kita gunakan bagian rumah kita ruangan yang tidak terpakai. Dengan satu syarat terlindung dari air hujan. Mungkin bagi yang belum mengetahuinya akan merasa sangat sulit dan mustahil. Kembali kita ingat, bahwa sesuatu usaha itu memerlukan ketekunan jika kita ingin berhasil.

Harga kroto di pasaran fluktuatif alias naik turun, tergantung pasokan dari pencari kroto di alam, sementara persediaan kroto dari alam kian hari kian menipis, maka harga kroto juga akan semakin melambung. Harga yang dipatok oleh para pengepul yang langsung membeli kroto dari para pencari sekarang adalah Rp. 25.000 hingga Rp. 35.000 per kilo gram. Sementara harga eceran di pasar mencapai Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000 per kg, bahkan jika musim penghujan dan hari raya, harga kroto bisa mencapai Rp. 150.000 hingga Rp. 175.000 per kg.

Keadaan yang seperti itu, bagi yang menyadarinya akan menjadi sebuah peluang bisnis baru yang sangat menguntungkan. Alasan lain mengapa kita beternak rangrang adalah, mudahnya perawatan dan pakannya. Kita tidak memerlukan perawatan layaknya beternak hewan lainnya, kita hanya cukup memberi makan 3 hari sekali atau bahkan mungkin bisa seminggu sekali, sangat mudah bukan? Apa yang kita berikan sebagai pakannya? Segala jenis serangga, dari mulai jangkrik, capung, belalang, dan lain-lain, ulat, tulang bekas lauk kita, duri ikan, dan masih banyak makanan lain yang dapat kita peroleh dengan mudah dan gratis di sekitar kita.

jangan lupa, setiap makhluk hidup juga membutuhkan air untuk minum, demikian juga dengan semut rangrang, mereka juga membutuhkan minuman. Mudah saja, kita buat cairan dari gula pasir, kemudian kita tempatkan pada wadah kecil, kita letakkan di atas toples, atau di sekitar botol air mineral, selesai. Dengan sesendok atau beberapa sendok air gula saja kita tidak memberi minum lagi sampai beberapa hari sampai air gula itu habis.

Ok, bagaimana? Mudah bukan? Mengapa tidak kita coba? Bagi yang berminat, anda bisa cari teknik budidayanya di blog ini. Silahkan telusuri blog ini. Jika ada yang perlu ditanyakan, silahkan sampaikan melalui kotak komentar di bawah ini. Demikian artikel tentang alasan beternak kroto, mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, mohon maaf atas segala kesalahan. Semoga artikel ini bermanfaat.