Minggu, 19 Februari 2012

Mabes K-Conk Instrusikan HARAM Datang Ke St. A. Yani Sumenep Lagi

Bumi Madura - Entah apa yang ada dipikiran panitia pelaksana (panpel) pertandingan di stadion A. Yani Sumenep, sabtu (18/02/2012) kemarin. Dalam laga yang mempertemukan Persepam Madura United (P-MU) selaku tuan rumah melawan Metro FC Malang tersebut, hampir seluruh elemen supporter K-Conk Mania kecewa berat. Kelompok supporter ini merasa, kedatangan mereka dari Bangkalan seakan tidak dihargai.

Dari berbagai kronologis yang diceritakan teman-teman, nyaris tidak ada yang bagus dari kinerja panpel. Bahkan di grup FB Madura United, yang biasanya menjadi tempat curhat sekaligus media komunikasi antar elemen K-ConkMania se-Bangkalan dan kelompok supporter P-MU lain, mereka menghujat dan mencaci maki pihak panpel. Panpel pun dinilai seperti panpel sepakbola kelas tarkam (sepakbola antar kampung)!

Manajemen P-MU tentu kena imbas. Menurut K-Conk, manajemen tidak becus menggelar pertandingan Divisi Utama di Stadion A Yani Sumenep. Salah satu bukti ketidakbecusan manajemen dan tidak profesionalnya panpel terlihat dari cara pengamanan di pintu stadion. K-Conk Mania yang sudah memegang tiket dilarang masuk stadion. Alasannya? Stadion sudah penuh!

Lah, secara logika, stadion akan penuh jika para pemilik tiket sudah masuk semua. Kenapa? Karena tiket/ karcis pertandingan dicetak oleh pihak panpel sesuai kapasitas stadion. Jika stadion sudah penuh sementara pemegang tiket banyak yang belum masuk, maka begitu banyak kebocoran. Penonton siluman (tidak bertiket)-lah yang mengambil hak penonton bertiket! Melihat kondisi ini, tentu saja K-Conk tentu saja kecewa marah. Lebih lagi ada aksi pemukulan beberapa oknum panpel terhadap K-Conk.
Sejujurnya, saat P-MU memakai Stadion Gelora Bangkalan (SGB) di kota Bangkalan, situasi bocor itu sama. Namun tidak separah yang terjadi di Stadion A Yani Sumenep. Panpel di SGB pun masih sangat menghormati kebeberadaan K-Conk Mania. Ini yang tidak ada di Sumenep.

Bisa jadi peristiwa ini terjadi karena kapasitas St A. Yani yang memang terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung animo penonton.Dan jika benar seperti itu, ngapain manajemen P-MU memaksakan untuk memakai stadion tersebut?! Secara kualitas dan kapasitas, tentu SGB di kota Bangkalan jauh lebih layak.

Menanggapi kekecewaan rakyatnya, semalam Mabes K-ConkMania meng-instruksikan seluruh elemen suporternya untuk tidak lagi datang ke St A. Yani Sumenep. Bahkan Presiden K-Conk, Jimhur Saros, dengan tegas MENGHARAMKAN untuk datang ke stadion tersebut. Instruksi berlaku selama manajemen tidak melakukan perbaikan saat menggelar laga home termasuk mengganti panpel di stadion tersebut.

Tentu saja ini di-respon positif para K-ConkMania. Bahkan ada usulan agar juga menolak P-MU jika mau memakai SGB di Kota Bangkalan sebagai homebase mereka lagi. Meskipun kemudian P-MU tetap bisa memakai SGB setelah mendapat ijin Pemkab Bangkalan, mereka mengusulkan untuk tidak menontonnya lagi.
Lah, kalau seperti ini….yang rugi siapa? Manajemen dan pemain P-MU sendiri, tauuu!!! Sudah pemasukan tiket berkurang, saat bertanding pun tidak akan dapat sorak sorai dukungan. Perlu diingat, sampai detik ini hanya kelompok supporter inilah (K-Conk Mania) yang mampu kreatif saat mendukung P-MU. Berjingkrak dan bersorak saat gol dan bernyanyi sepanjang pertandingan dengan lagu yang menggugah semangat para pemain.

Satu lagi yang perlu di-ingat, tretan. Seperti kata teman-teman K-Conk, menonton sepakbola itu bukan seperti menonton film di bioskop yang hanya duduk manis. Menonton bola ya harus lengkap dengan segala gemuruh sorak sorai dan jingkraknya! Di Madura sampai detik ini, sekali lagi hanya K-Conk Mania yang bisa melakukan itu!!!

Saya juga mau tanya ke manajemen P-MU. Kelompok supporter mana di Madura yang bersedia mendukung mereka saat laga away? Hanya K-Conk Mania yang melakukannya! Ke Mojokerto hingga Sumbawa di kawasan Indonesia timur sana, K-Conk hadir! Berjingkrak dan bernyanyi di stadion milik lawan demi P-MU!
Rugikah K-Conk dengan memboikot semua laga P-MU? Tidak juga. Bahkan tidak rugi! Perlu dicatat, K-Conk Mania dulu lahir sebagai kelompok supporter Perseba Bangkalan. Klub asli asal Bangkalan. Namun demi rasa solidaritas sesama Madura, mereka bersedia mendukung P-MU yang berlaga di Divisi Utama. Apalagi kebetulan P-MU memakai SGB di Kota Bangkalan sebagai homebase karena Pamekasan belum memiliki stadion yang representatif. Ini alasan utamanya!

Kebetulan lagi, Perseba Bangkalan, klub asli K-Conk Mania belum berlaga. Rencananya Divisi I, tempat Perseba berkompetisi, akan digelar mulai bulan maret 2012 mendatang. Nah, untuk mengisi kekosongan inilah, K-Conk juga bersedia mendukung P-MU.
Namun dengan adanya insiden di Sumenep itu, rupanya sebagian K-Conk bersuara untuk berhenti mendukung P-MU. Mereka mengajak untuk kembali focus saja mendukung Perseba Bangkalan. Jika ini terjadi, RUGI-lah P-MU karena kehilangan kelompok supporter mereka yang paling loyal dan potensial! Saya berharap, semoga insiden ini segera menemukan solusi demi kebaikan sepakbola Madura secara keseluruhan di masa yang akan datang. Amien! (Mad Topek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar