Darah Madura - Untuk mengatisipasi kasus seperti di Kabupaten Sampang, Madura, pihak Pemkab Bangkalan langsung menggelar pertemuan ulama ahlussunah wal jamaah dengan perwakilan Syiah di Pendopo Bupati Bangkalan, kamis malam. Pertemuan ini pun sempat diwarnai ketegangan.
Pertemuan ini, dihadiri puluhan tokoh masyarakat, para ulama dan dua orang perwakilan Syiah Kabupaten Bangkalan, yakni Haidar Syarif, serta Ibrahim.
Kedua perwakilan syiah tersebut sempat merasa tersudut, saat beberapa ulama mengatakan bahwa mereka melakukan aktivitas dakwah yang dianggap meresahkan warga sekitar. Keduanya pun kian terpojok setelah ada tudingan bahwa ajaran mereka ada yang menyesatkan. Diantaranya, bahwa Syiah tidak menganjurkan sholat Jum’at dan ajaran Syiah yang memperbolehkan nikah mut’ah, yakni pernikahan yang hanya dihadiri dua orang bersangkutan tanpa saksi.
Tentu saja, tudingan ini ditanggapi dengan tegas oleh Ibrahim yang mendapat kesempatan berbicara. Bahkan Haidar Syarif ikut membantah bahwa mereka tidak seperti yang ditudingkan tersebut.
Silang pendapat ini kemudian mencair setelah ditengahi para ulama sepuh dan Bupati Bangkalan, Fuad Amin Imron.
Para ulama dan pihak Pemkab Bangkalan pun berharap, warga Syiah di Bangkalan untuk menghentikan aktivitas mereka demi menjaga suasana kondusif di tengah masyarakat. Rencananya, Pemkab Bangkalan akan segera mengajukan Peraturan Daerah baru ke pihak DPRD Bangkalan yang mengatur keberadaan ajaran yang dianggap meresahkan masyarakat. (Mad Topek)
Rentetan kasus pembakaran Ponpes Islam Syiah di Sampang, baca:
Kisruh Syiah Sampang, Polisi Sempat Dihadang Celurit Warga
Pesantren Pengikut Syiah Sampang Dibakar
Ratusan Warga Syiah Dievakuasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar