Bumi Madura - Tingkah laku remaja kita semakin bebas saja termasuk dalam hubungan dengan lawan jenisnya. Seperti halnya di Kabupaten Sampang, Madura, sepasang remaja yang sedang dimabuk asmara ditangkap warga saat berbuat mesum di tempat wisata.
Kedua remaja tersebut adalah A-I (21 tahun) dan S-A (17 tahun). Keduanya warga Pangarengan, Sampang. S-A sendiri masih tercatat sebagai siswi dari salah satu SMK di kota Sampang. Remaja putri cantik yang masih memakai seragam sekolah ini dibawa paksa oleh warga, bersama kekasihnya A-I.
Warga menuturkan, awalnya kedua remaja tersebut terlihat datang untuk berwisata sebagaimana warga lainnya di lokasi wisata Goa Lebar, Sampang. Namun beberapa saat kemudian, ada warga yang melihat A-I dan S-A sedang melakukan tindakan tidak pantas di balik semak belukar di tempat wisata tersebut. Warga yang geram karena lokasi ini sering dijadikan lokasi bermesum ria, langsung mendatangi keduanya.
Saat digrebek, keduanya membantah. Bahkan si cowok hendak melawan dan menantang warga. Karena terdesak oleh cercaan pertanyaan warga, keduanya sempat menawari damai meski harus membayar uang. Namun warga terlanjur jengkel. Dan tanpa kompromi, warga tetap membawa kedua muda-mudi mesum ini ke kantor polisi.
“Memangnya kalian mau apa? Tantang si cowok itu mas pada warga. Tapi kemudian dia ngajak damai. Ya warga menolak. Karena memang tempat itu sering dijadikan tempat mesum” terang Agus, salah seorang warga yang ikuit menggrebek keduanya.
Sementara dalam pemeriksaan awal pihak kepolisian, kedua remaja ini tidak bisa membantah lagi. Malah polisi mendapati bercak sperma yang masih membekas di celana dalam A-I. Sejumlah warga pun dimintai keterangan terkait perbuatan mesum ini. “Berdasarkan keterangan saksi dan pengakuan keduanya, memang berbuat mesum. Ya kita untuk sementara masih akan melakukan pemeriksaan” kata AKP Heri Darsono, Kasat Shabara Polres Sampang, yang menjemput kedua remaja tersebut ke lokasi wisata Goa Lebar.
Diduga perbuatan kelewat batas remaja putri bernama S-A ini, karena ia merasa bebas dan tidak mendapat pengawasan dari keluarganya. Perlu diketahui, kedua orang tua S-A ternyata menjadi tenaga kerja di timur tengah. Dari kasus ini, kiranya ada hal yang bias kita petik sebagai pelajaran. Yakni, selalu-lah beri perhatian yang lebih untuk anak-anak kita, terutama menyangkut pergaulan mereka sehari-hari. (Mad Topek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar