Di bawah tenda darurat yang hanya menggunakan terpal, sebanyak 103 siswa harus rela proses kegiatan belajar mereka tidak sama dengan siswa sekolah lain. Hal tersebut terjadi setelah gedung sekolah mereka ambruk 3 bulan lalu. ‘Sekolah’ ini didirikan di halaman rumah milik warga setempat. Kondisi ini diperburuk karena tenda ini disekat menjadi beberapa petak, dibagi menjadi enam kelas. Bukan itu saja, sekat triplek pun banyak yang bolong atau rusak terkelupas.
Tuh Lihat Ayam Berkeliaran. Semoga Cepat Dapat Gedung Sekolah Baru Ya, Dik!
Lebih ironis lagi, karena ada di halaman rumah warga, hewan peliharaan warga pun seringkali ngeloyor masuk ke dalam tenda. Seperti halnya yang kami saksikan langsung, senin siang (02/05/2012), seekor ayam masuk begitu saja ke dalam ‘kelas’. Ayam berwarna coklat tersebut berkeliaran diantara bangku dan kaki siswa yang sedang belajar. Guru dan siswa pun tidak merasa terganggu. Mungkin karena sudah terbiasa.
Faishal Rahman, salah seorang guru SDN Rahayu 2 mengatakan, proses belajar dibawah tenda yang beralaskan tanah ini telah berlangsung sejak bulan pebruari lalu. Dengan kondisi seperti inilah, para siswa maupun guru pengajar mengaku sulit konsentrasi. Penyebabnya, cuaca panas karena berada dibawah terpal. Belum lagi suasananya terasa bising, lantara suara guru dan siswa dari ‘kelas’ sebelah. Maka para guru pun harus mengeluarkan energi ekstra untuk bersuara lantang agar suara mereka bisa didengar para siswanya saat mengajar.
“Disini kalau dibandingan disana (gedung sekolah sebelum ambruk), ya suaranya harus lantang dan keras. Ya biar pelajaran yang kita sampaikan terdengar oleh siswa” terang Faishal Rahman.
Sementara itu, pihak Dinas Pendidikan Sampang, hanya bisa berjanji akan membangun gedung sekolah baru secepatnya. Terkait kasus di SDN Rahayu 2, menurut mereka, kondisi gedung sekolah yang dibangun pada tahun tujuh puluhan tersebut ambruk karena konstruksi bangunannya rapuh termakan usia. Sementara untuk dibangun atau direnovasi kembali tidak bias karena status tanahnya masih sengketa.
“Kalau pun masih dijumpai ada sekolah rusah, berarti status tanahnya bermasalah. Jika tidak bermasalah (sengketa dengan pihak lain), saya optimis di tahun ini tidak akan dijumpai lagi sekolah rusak di Kabupaten sampang”, tegas Jupri Riyadi, Kabid Pembiayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang.
Tentu para siswa maupun guru pun sangat berharap, janji pemerintah setempat merealisasikan bangunan sekolah baru agar secepatnya bias mereka peroleh. Harapan ini agar mereka bisa belajar maupun mengajar dengan nyaman dan penuh konsentrasi. Apalagi mulai senin depan, khusus untuk kelas enam akan menjalani ujian nasionalnya. (Mad Topek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar