Rabu, 13 Februari 2013

Cara Membuat Pupuk Dari Urin Sapi

Pupuk Veriensa (Urin Sapi/Air Kencing Sapi)

Urin sapi adalah limbah, kotoran, atau air kencing sapi yang keluar dari alat kelamin sapi. Bagi sebagian orang, air kencing sapi merupakan limbah yang tidak berguna yang hanya menimbulkan polusi udara berupa bau yang tidak sedap. Itu adalah anggapan yang salah. Mengapa demikian? Urin sapi atau air kencing sapi adalah limbah sapi yang mengandung bahan-bahan organic yang jika dimanfaatkan untuk pertanian akan memberikan keuntungan tambahan. Jika diolah dengan benar limbah sapi ini akan mendatangkan keuntungan sebagai pupuk organik cair yang bagus untuk tanaman. Sebenarnya bukan hanya air kencing sapi saja yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk, akan tetapi semua jenis air kencing dari semua jenis hewan dapat dimanfaatkan, bahkan air kencing manusia juga dapat digunakan sebagai bahan pembuat pupuk organik cair.

Untuk membuat pupuk organik cair ini tidak diperlukan biaya yang mahal, karena semua bahan sudah tersedia di alam dan di sekitar tempat tinggal kita. Proses pembuatannya sangat mudah yaitu dengan proses fermentasi. Pengalaman yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar kami, urin ini langsung digunakan untuk menyiram tanaman palawija yang sebelumnya hanya dibiarkan dulu selama satu minggu. Cara pemupukan yang demikian itu juga juga memberikan hasil yang lumayan, tanaman palawija menjadi subur dan dapat berbuah lebat, akan tetapi dengan sedikit proses, manfaat dari urin sapi ini akan semakin meningkat dari pada digunakan secara langsung seperti contoh di atas. Untuk membuat pupuk organik cair atau pupuk veriensa diperlukan beberapa bahan yang akan difermantasi, di antaranya adalah sebagai berikut:

Bahan Pembuta Pupuk Organik Cair
  1. Urin sapi 100 liter
  2. Tetes tebu 5 liter (bisa juga diganti dengan gula merah 5 kg)
  3. Susu segar 5 liter
  4. Trasi 2 kilo gram
  5. Jahe 5 kilo gram
  6. Kunir 5 kilo gram
  7. Temu lawak 2 kilo gram
  8. Laos 2 kilo gram
  9. Kencur 2 kilo gram
  10. Broto wali 1 kilo gram
  11. Air rendaman kedelai 1 gelas atau pupuk urea 1 sendok makan
  12. Juga akan lebih bagus jika ditambah bakteri dekomposer (misalnya EM4)
  13. Air 18 liter
Cara pembuatan pupuk organik cair

Empon-empon (jahe, kunir, temu lawak, laos, kencur, brotowali) ditumbuk sampai hancur dan halus, tetes tebu, susu segar, dan trasi direbus hingga mendidih kemudian didinginkan. Setelah dingin, kemudian rebusan tadi dimasukkan kedalam wadah (drum atau jerigen). Kemudian semua bahan di atas juga dimasukkan ke dalam wadah, aduk hingga tercampur rata. Tutuplah wadah tadi (drum atau jerigen) rapat-rapat. Biarkan selama 15 samapai 21 hari untuk proses fermentasi. Selama proses fermentasi berlangsung, setiap 3 hari sekali bahan tadi diaduk hingga rata dan juga untuk membuang gas yang dihasilkan.

Aplikasi dan penggunaan

Setelah 15 sampai 21 hari, pupuk organik cair siap digunakan. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut: kalau POC (pupuk Organik Cair) masih bagus, 1 liter POC dicampur dengan 40 liter air, tetapi jika POC sudah agak rusak atau berubah gunakan 2 liter POC untuk 40 liter air. Penggunaanya adalah setiap 1 hektar tanaman padi membutuhkan 25 samapi 30 liter POC.

Untuk lebih memaksimalkan hasil, penggunaan POC dapat dilakukan dengan takaran 10% yaitu perbandingannya  1 liter POC dicampur dengan 10 liter air. POC dapt pula digunakan untuk perendaman benih yaitu dengan cara merendam benih dengan POC selama 10 menit. Untuk pemupukan daun dapat digunakan 1 liter POC untuk satu tangki semprot.

Manfaat pupuk organik cair

Untuk Pemupukan: pupuk organik cair dapat digunakan untuk zat perangsang pertumbuhan akar tanaman pada benih, juga dapat digunakan sebagai pupuk daun organik.

Untuk Pengendalian Hama: dicampur dengan pestisida dapat digunakan untuk membuka daun yang keriting akibat serangan thrip, untuk mengendalikan hama slundep, untuk mengendalikan hama wereng, untuk mengendalikan hama tikus, dan juga dapat digunakan untuk mengendalikan lalat buah.

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar