Pencinta cincin dan batu mulia, seperti akik yamani, pirus irani dan lain-lain meyakini bahwa batu tersebut memiliki kekhususan, memiliki kekuatan tersembunyi dan manfaat yang tidak dimiliki batu lain. Mereka menyebarluaskan isu-isu ini, berdalil dengan Hadits-hadits dan perkataan-perkataan yang dikemukakan oleh penulis kitab “al-Mustathrif”, yaitu perkataan Ja’far ibn Muhammad: “Tidak akan fakir tangan yang bercincinkan pirus," dan perkataan mereka, bahwa cincin ada empat macam: yaqut untuk kekeringan, pirus untuk harta, akik untuk musim dan besi Cina untuk kekuatan, ada pula yang mengatakan penghilang takut. Mereka menyebutkan kekhususan pirus bahwa jika melihatnya akan menjelaskan dan menguatkan pandangan serta mengaktifkan jiwa, orang yang memakainya tidak akan terkena bencana atau tenggelam. Ja’far ash-Shadiq mengatakan, “Tidak akan fakir tangan yang bercincinkan pirus.”
Adapun kekhususan akik, jika memakainya sebagai cincin dan membawanya akan mewariskan sifat lemah lembut,sabar, tepat pendapatnya, menggembirakan hati, mendapatkan kewibawaan, akhlak baik dan mencegah kemarahan ketika bermusuhan. Dikatakan bahwa Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda :
“Barang siapa bercincinkan akik akan senantiasa dalam keberkahan.” inilah perkataan mereka dengan perubahan
Hadits-hadits dan perkataan-perkataan di atas dimbil dari kitab tersebut dan disebarkan. Ketika saya melihatnya dan menanyakan tentangnya mereka berkata, "Ini adalah rahasia", ketika saya coba berdialog dengan mereka, saya katakan, "Batu-batu ini setahu saya tidaklah lebih utama dari Hajar Aswad di Ka'bah. Umar ibn Khatthab telah berkata, “Sesungguhnya saya tahu bahwa engkau hanyalah batu yang tidak memberikan bahaya dan manfaat, seandainya aku tidak melihat Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- menciummu niscaya aku tidak akan menciummu.”
Mereka menjawab, "Bahwa Allah telah menjadikannya memiliki kekhususan dan terbukti telah menjadi yang terbesar. Mereka menyebutkan beberapa kisah, diantaranya, bahwa ada seorang lelaki yang memiliki cincin yang jika dipakainya lalu bersetubuh tidak akan ejakulasi sampai cincinnya dilepaskan. Sehingga menjadi pinjaman bagi para pengantin baru pada malam pernikahannya agar tidak terjadi ejakulasi dini. Cerita lainnya, seorang lelaki pergi ke tukang cukur untuk mencukur rambut kepalanya akan tetapi tukang cukur tidak dapat memotong rambutnya. Ketika tukang cukur menanyakan sebabnya, dia pun melepaskan cincin dari kemaluannya, barulah dapat dicukur setelah itu. Banyak lagi cerita-cerita lainnya. –Allah-lah Maha Penolong-.
Pertanyaannya wahai Samahatus Syaikh, apakah benar ada Hadits sahih atau perkataan yang mengarah pada masalah ini. Apakah yang dikemukakan dalam kitab tersebut benar dan menjadi hujjah. Apakah batu-batu tersebut memiliki keistimewaan dibanding yang lainnya? Berilah kami faedah, semoga Allah membalasnya?
Jawab :
Hadits keutamaan cincin dan batu-batu yang disebutkan maupun kekhususannya tidak sahih dari Nabi -shalallahu alaihi wasallam-. Tidak boleh menisbatkan kepada Nabi -shalallahu alaihi wasallam- apa yang tidak beliau katakan. Telah jelas bahwa beliau bersabda :
“Barang siapa berbohong atasku dengan sengaja berarti menempatkan tempat duduknya dari api neraka.”
Sebagaimana tidak boleh seorang pun meyakini bahwa cincin-cincin tersebut memiliki keutamaan. Tidak layak membenarkan apa yang telah dirajut mengenai cerita-cerita dan khurafat-khurafat. Kitab “al-Mustatharif” (yang disebutkan) tidak boleh dijadikan sandaran perkara ilmu dan agama.
Allah-lah pemberi taufik. Salawat dan salam atas Nabi kita, Muhammad, keluarganya serta para sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar