Jumat, 08 Februari 2013

RAHASIA BATU MULIA

Batu mulia sejatinya berbeda dengan batuan pada umumnya yang kita temukan disekitar kita. Mereka memiliki warna yang indah, langka, keras dan bagi sebagian orang dijadikan sebagai simbol kecantikan, pengobatan, dan punya kekuatan magis. Di yakini atau tidak, secara empirik dan catatan dari berbagai sejarah, legenda dan mitos banyak mengisahkan tentang kekuatan di balik kelompok batuan tersebut. Mungkin karena situasi tersebut sehingga mereka diistilahkan dengan batu mulia
.
Penggunaan batu mulia memang telah menjadi trend yang tidak pernah luntur sejak masa prasejarah. Temuan-temuan arkeologis telah membuktikan hal tersebut, bahkan di era manusia purba peralatan perabotan khusus dan senjata menggunakan jenis batu mulia. Batu mulia tersebar di seluruh dunia dengan berbagai jenis yang berbeda-beda, hal ini terkait dengan gejala geologis yang memenuhi syarat proses terbentuknya jenis batu mulia tertentu.

Begitu langkanya batu mulia dan tingginya peminat membuat banyak orang yang membuat tiruannya hanya untuk mendapatkan keuntungan, sungguh mengharukan. Bayangkan saja, jika kita telah mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan sebuah batu mulia dan dijadikan permata untuk produk perhiasan dan dikenakan dengan penuh percaya diri TAPI ternyata yang kita banggakan tersebut adalah barang palsu. Begitupun bagi mereka yang memiliki kemampuan prana dengan media batu mulia tertentu untuk pengobatan ternyata tidak memiliki reaksi yang diharapkan bagi sang pasien.

Di negara ini, khususnya penjual dan pengrajin perhiasan masih banyak kita temui yang bersifat jujur. Mereka masih mengatakan dengan terus terang batu permata mana yang asli dan mana yang sintetis, imitasi, doglet atau triplet, tapi jika lagi sial kita akan bertemu dengan pedagang yang justru mengatakan batu permata sintetis atau imitasi sebagai batu permata asli. Lebih parah lagi, mereka akan menciptakan dongeng-dongeng dan legenda fiktif serta kekuatan rekayasa magis untuk semakin menambah harga dari permata imitasinya, dan akhirnya menjadi sebuah kedok keindahan atau topeng belaka bernominal tinggi.

Yang harus dilakukan
Batu mulia dalam bentuk kasar atau rough ketika telah diolah menjadi batu permata memang akan memunculkan kondisi visual yang baru tapi hal tersebut tidak merubah seluruh identitas yang melekat pada dirinya. Yaa… dengan kata lain, mereka tidak hanya diam, kita butuh berinteraksi dengannya untuk mereka dapat memperkenalkan diri mereka sebagai produk asli, sintetis, imitasi, doglet atau triplet.


Dua buah permata asli berbentuk square cushion dan square emerald yang berasal dari batu mulia

Pawang hewan buas mampu menjadikan hewan buas menjadi jinak dengan kemampuan berinteraksi dengan mereka. Hal itu dilakukannya karena mereka telah memahami prilaku dan karakter hewan buas dari pengalaman dan bagaimana memperlakukan hewan buas hingga menjadi jnak. Dalam dunia batu mulia atau permata, mereka yang ahli dan memahami karakter batu mulia atau permata berikut identitasnya disebut gemologist. Walaupun kita bukan seorang gemologist, ada baiknya kalau kita memiliki dasar pengetahuan untuk membedakan produk permata yang asli atau palsu.

Asli

Batu mulia asli sepenuhnya terdiri dari satu kesatuan atau satu kristal yang padat tanpa adanya zat-zat atau benda-benda lain yang ditambahkan, baik sebagai perekat maupun sebagai pengisi. Batu mulia asli jenis kedua terdiri dari hancuran atau kepingan-kepingan batu mulia yang solid dan dirangkai serta direkatkan satu sama lain dengan menggunakan zat perekat untuk menjadi permata. Zat perekat ini biasanya terdiri dari sejenis plastik, misalnya araldite, epiksi resin, polimer dan sebagainya.
Membedakan kedua jenis batu mulia asli tersebut cukup mudah, yaitu dengan mempergunakan kaca pembesar (loupe) atau jarum penguji kekerasan (jarum baja). Dengan kaca pembesar (pembesaran 10 kali) dapat dilihat bahwa dalam batu permata rangkaian tersebut terdapat alur-alur atau urat-urat yang berbeda-beda warna maupun daya tembus cahaya (transparansi). Plastik kira-kira mempunyai derajat kekerasan 2 sehingga mudah digores dengan jarum baja yang berderajat kekerasan 5, sedangkan permata aslinya biasanya mempunyai derajat kekerasan lebih dari 5.

Sintesis

Sintesis dan imitasi keduanya memiliki perbedaan yang nyata. Batu permata sintetis ialah batu permata yang dibuat di laboratorium dan mempunyai komposisi kimia dan sifat fisik yang sama atau nyaris sama dengan batu permata asli. Sifat fisik yang sama antara lain warna, bentuk kristal, dan derajat kekerasan, sedangkan yang berbeda hanya indeks bias dan pengotor yang biasanya berupa gelembung, baik gelembung udara maupun gelembung berisi cairan berukuran mikro.
Untuk membedakan batu permata asli dengan sintesisnya sangat sukar. Jangankan bagi orang awam, bagi seorang ahli sekalipun hal ini sukar dilaksanakan tanpa bantuan peralatan laboratorium. Lebih-lebih dengan kemajuan teknologi modern dan kecermatan dalam pembuatan batu permata sintesis, maka kedua jenis batu permata tersebut hampir tidak dapat dibedakan. beberapa macam cara atau metode pembuatan batu permata atau permata sintesis, antara lain: proses hidrotermal, pertumbuhan kristal dari lelehan, kristalisasi dari larutan, pengendapan, dan penguapan.
Untuk mengetahui permata hasil buatan laboratorium tersebut dibutuhkan mikroskop elektron agar dapat terlihat apakah terdapat inklusi fluida alami ataukah permata tersebut sifat kristalnya memiliki kondisi eksogen yang telah terlelehkan akibat perlakuan panas untuk meningkatkan kondisi warna. Untuk kasus ini, dibutuhkan kecermatan dari seorang gemologist yang berpengalaman.

(a) hasil scan gambar electron mikroskop bentuk kristal berlian sintetic; (b) hasil scan gambar force mikroskop ukuran 9 μm bentuk kristal alami; (c) analisis penampang profil yang menunjukkan sudut 90°

Imitasi
Dari sebutannya jelas bahwa batu permata jenis ini sangat berbeda dengan aslinya. Biasanya hanya warnanya saja yang sama, sedangkan komposisi kimia dan sifat-sifat fisik yang lain jauh berbeda, misalnya berat jenis, kekerasan, indeks bias, dan lain-lain. Meskipun demikian bagi orang awam hal ini sudah menjebaknya. Batu permata imitasi atau batu permata palsu ada dua macam, yaitu yang berasal dari batu permata asli dan yang dibuat dari bahan sejenis plastik atau kaca. Kedua jenis pemalsuan ini hanya mengutamakan persamaan warna, baik warna asli maupun warna buatan.

Permata imitasi dari bahan sejenis plastik atau kaca
Batu permata asli yang berwarna sama, maka yang berharga lebih murah kadang-kadang dapat berharga mahal. Misalnya krisopras (chrysophrase) atau sejenis kuarsa yang berwarna hijau digunakan untuk memalsukan permata batu giok, garnet merah untuk memalsukan mirah delima, kulit kerang untuk memalsukan mutiara, sirkon bening atau kristal kuarsa digunakan sebagai peng-ganti intan dan sebagainya.

Doblet Dan Triplet

Ini merupakan jenis batu permata atau permata yang paling banyak diperdagangkan, terutama untuk jenis permata yang tembus cahaya. Permata doblet terdiri dari dua lapisan utama, sedangkan permata triplet terdiri dari tiga lapis. Permata-permata ini bukan merupakan barang baru, karena kedua jenis permata ini sudah ada sejak zaman Romawi.

Perlakuan doblet atau triplet pada permata

Permata doblet atau triplet mudah sekalli dikenal, terutama bila dalam keadaan tidak terikat. Dengan menggunakan kaca pembesar, maka bagian sambungan akan jelas terlihat dan juga terlihat adanya gelembung-gelembung udara di sepanjang bidang sambungan tersebut. Pengenalan ini akan lebih sempurna bila permata doblet atau triplet tadi dicelupkan ke dalam methilen jodida atau monobromo-naftalen. Karena perbedaan indeks bias, maka akan terlihat dengan jelas adanya perbedaan relief. Perlu dicatat bahwa cara mencelupkan permata triplet atau doblet ke dalam minyak cukup berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai cacat antara lain pengotoran pada semen atau perekat, timbul retakan-retakan atau cacat pada perekat dan bahkan kadang-kadang dapat menyebabkan kedua bagian dari permata tadi dapat terlepas.

Cara lain untuk mengenal atau menguji permata triplet atau doblet ialah dengan menaruh permata tersebut ke dalam suatu cawan porselin yang berwarna putih berisi larutan karbon tetraklorida yang tidak mempunyai daya serap atau daya resap, ataupun hanya berisikan air. Perbedaan-perbedaan antara bagian-bagian batu permata tersebut akan jelas terlihat, Jika batu permata doblet terdiri dari garnet (bagian atas), maka akan terlihat adanya cincin berwarna merah pada sabuknya (firdle), bila batu permata ini ditaruh di atas kertas putih.

Ada juga yang dikenal dengan permata soude atau permata doblet yang dibuat dengan tujuan memalsukan jenis permata tertentu, dengan jalan merekatkan dua keping kristal kuarsa bening dengan zat perekat berwarna. Misalnya soude emerald, soude nilam dan soude delima, apabila zat pewarna yang digunakan berwarna hijau, biru atau merah. Permata soude mudah sekali dikenal dengan sinar ultra violet, karena sifat sementasi atau bahan perekat tersebut akan lebih memancarkan sinar berwarna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar