Senin, 01 April 2013

Cara Pemindahan Kroto ke Toples

 


KTT Saraswati, Tambaharjo, Adimulyo, Kebumen
Ternak kroto atau telur semut rangrang sekarang ini masih menjadi topik pembicaraan yang hangat. Banyak penawaran pelatihan budidaya semut rangrang yang ditawarkan baik melalui online maupun offline. Seperti halnya kami yang telah mondar-mandir mencari cara untuk melakukan budidaya semut emas ini. Ada beberapa blog yang telah kami kunjungi, namun semuanya tidak berkenan memberikan ilmunya secara gratis, memang, ilmu itu mahal harganya, kami juga menyadari akan hal itu.

Sampai pada suatu blog yang dikelola oleh Pak Prabowo dari Jogja. Pada blog beliau ada tawaran bibit semut rangrang yang kami anggap paling murah, sehingga kami memutuskan untuk membelinya. Saat menulis artikel ini, kami sedang menunggu kedatangan kiriman bibit semut rangrang tersebut. Sementara menunggu kiriman bibit tersebut, kami berusaha untuk mencari sendiri bibit dari alam, alhamdulillah kami menemukan sarang semut kroto tidak jauh dari tempat tinggal kami.
Tanpa pikir panjang langsung kami ambil dan kami bawa pulang, dengan harapan itu sebagai uji coba sebelum kiriman bibit semut rangrang itu datang. Bibit dari alam langsung kami masukkan ke dalam toples sebagai media budidaya kroto. Toples bekas tempat astor dapat digunakan sebagai media budidaya semut rangrang. Toples dilubangi bagian bawahnya sekitar 2 cm dari permukaan bawah sebanyak dua lobang sebesar rokok. Lubang tersebut digunakan untuk keluar masuk semut ketika mencari makanan.

Toples kemudian dibalik dengan posisi tutup berada di bawah, toples diletakkan di atas batu bata. Batu bata diletakkan pada wadah atau tatakan berisi air guna membatasi semut supaya tidak keluar dari tempat pemeliharaan. Ada cara lain selain menggunakan wadah atau tatakan berisi air, yaitu menggunakan rak bambu dengan kaki 4. Kaki rak diletakkan di dalam wadah berisi air atau olie sebagai pembatas semut.

Menurut Pak Sopari, peternak pemula yang tinggal di Desa Sugihwaras Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen, koloni semut yang kita dapatkan dari alam dari pohon yang berbeda jangan disatukan, karena akan bermusuhan dan saling membunuh, karena mereka beda koloni dan beda keluarga, seperti hukum rimba siapa yang kuat dialah yang menang. Akan tetapi meskipun beda pohon, jika pohon itu berdekatan dan daunnya saling menempel, itu masih satu koloni satu keluarga sehingga mereka akan bisa hidup berdampingan meskipun sarang mereka berbeda.

Dalam satu keluarga, semut rangrang akan membuat beberapa sarang dalam satu pohon. Salah satu sarang yang terbesar, itu biasanya sebagai sarang utama, di mana tinggal sang ratu penghasil kroto, dan sarang-sarang lainnya di cabang yang lain adalah sarang semut pekerja dan pertahanan. Semut pekerja tugasnya mencari dan mengumpulkan makanan untuk keluarga mereka, sedangkan semut pertahanan layaknya TNI dan POLRI yang bertugas melindungi negara mereka berupa sarang sang ratu.

Sementara itu dulu yang dapat kami tuliskan. Kami akan menulis perkembangan budidaya semut rangrang atau budidaya kroto tahap demi tahap. Mari kita saling berbagi informasi dan pengalaman, semoga kita akan mendapatkan berkah dan ridho dari Allah SWT. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar