Selasa, 08 Januari 2013

Anakan Serama Gampang Mati

Komunitas  Blog Lamongan - Merawat ankan serama (DOC) memang gampang-gampang susah. Andai dirawat apa adanya. Anakan tadi bisa mati dalam waktu sekejap. Untuk merawat anakan serama dengan aman, pasti ada cara yang tepat.

Bagitu serama menetas dari terlurnya, langsung dimasukkan ke dalam kotak khusus yang di dalamnya diberi lampu atau dop 10 Watt. Lampu dop ini sendiri berfungsi sebagai sumber penghangatan. Box khusus bisa dibuat dari kardus. Triplek atau kayu dengan ukuran yang disesuaikan dengan jumlah akan serama sendiri.

    Dapat disimpulkan, kunci pertama dalam menyelamatkan anakan serama hanyalah menghangatkan kondisi di sekitar anakan satu dalam keadaan hangat. Jangan sampai anakan serama kedingingan sedikit pun lantaran berdampak pada kematian.

    Dalam box kardus atau triplek itu, dop 10 watt dinyalakan selama 24 jam tanpa henti. Perlakukan suhu tinggi ini dihentikan sampai serama memasuki usia remaja. Pada saat itu, serama dijamin memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dan jauh dari kematian.

    Menjadikan anakan serama bisa memiliki sifat slim jekslam (dada mau ke depan) berkait erta dengan pemberian pakan, perawatan dan latihan. Untuk merawat anakan serama sekaligus bisa memiliki sifat slim jekslam dengan ciri mampu berdiri tgak dan dadanya membusung, maka anda bisa melakukan teknik pres seperti demikian.

    Metode pres diperlukan pada serama sejak 2,5 bulan dan seterusnya sampai siap kontes.    Alat yang digunakan untuk ngepres adalah sebuah sangkar dengan bentuk silinder. Dinding sangkar dibikin dari kawat kasa. Diameter sangkar dibuat dengan ukuran 20 cm dan tingginya 45 cm. Dinding sangkar pres ditutupi kain warna putih mulai dari dasar sampai ketinggian 20 cm.

    Serama umur 2,5 bulan dimulai dimasukkan ke dalam sangkar pres tersebut dengan populasi 1-6 ekor.
    Sementara serama yang berumur 4-5 bulan, harus dimasukkan ke dalam pres secara tersendiri atau dalam artian satu sangkar satu ekor serama. Serama-serama itu dimasukkan ke dalam sangkar tersebut mulai dari jam 8 pagi hingga jam 3 sore. Berikutnya dimasukkan kedalam kandang seperti biasanya. Sedang jam 8 besok pagi. Serama dimasukkan ke dalam sangkar pres tadi, Demikian selanjutnya.

    Pakan mulai diberikan sekitar jam 11 siang. Saat itu serama harus dikeluarkan dari sangkar pres untuk memakan pakanannya yang berupa campuran bera merah dan beras jagung dengan perbandingan 1 : 1. Tiap 2 hari sekali, tiap-tiap serama diberi pakan tambahan berupa jangkrik 2 ekor.

    Setelah diberi pakan, berikutnya langsung dimasukkan ke dalam sangkar pres lagi sampai jam 3 sore dan serama  itu kemudian dimasukkan ke dalam sangkar box seperti biasanya. Di dalam sangkar ini serama memiliki kecenderungan berdiri tegak karena berupaya untuk melihat keadaan yang ada di luar. Hal ini dapat dimaklumi karena pandangannya terhalang oleh kain putih yang menutupi dinding sangkar pres tadi. Untuk bisa melihat keadaan di luar. Serama harus berdiri atau bahkan meloncat segala.

    Dengan kebiasaan seperti ini, serama jadi sering beridir dengan dada maju ke depan di sangkar tersebut. Kepala dan edkornya terutama ekornya pedang juga berdiri tegak (vertikal). Kalau serama dikeluarkan dari sangkar pres tersebut. Ia cenderung beridir tegak dengan dada maju ke depan.






Lisensi Dokumen:
Copyright © 2009-2013 seramalamongan.blogspot.com

Seluruh dokumen di http://seramalamongan.blogspot.com/ dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari seramalamongan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar