Tidak seperti bencana lainnya yang disebabkan oleh kejadian yang masuk di akal, kali ini ada saja sebuah bencana yang di timbulkan karena sesuatu hal yang aneh. disini kita akan melihat bencana tidak lazim dan tidak biasa kita dengar.
Sebanyak 2000 orang yang kebanyakan adalah kulit hitam sedang berkumpul di Shiloh Baptist Church Birmingham, Alabama, pada 19 September 1902, untuk mendengar ceramah Booker T. Washington. Tembok gerejanya baru dan tangga curam terlihat menempel pada dinding. Setelah ceramah selesai, ada sedikit perselisihan yang memperebutkan kursi kosong. Keluarlah kata-kata ‘fight’ dari salah satu anggota paduan suara yang rupanya kerumunan orang disana salah menginterpretasi menjadi ‘fire’. Sehingga semua orang berlarian keluar menuju pintu untuk menyelamatkan diri. Pintu yang tidak cukup lebar itu tentu saja tidak mampu menampung ribuan massa yang berdesakan, apalagi tangga pintunya cukup curam, insiden tarik menarik dan saling menginjak berakhir dengan tewasnya 115 orang, dengan posisi bertumpuk di depan pintu gereja sampai setinggi 10 kaki.
Aktifitas vulkanis dari ‘bald mountain’ tinggi diatas St Pierre, Martinique, biasanya tidak begitu menjadi hal yang serius disana. Sehingga banyak penduduk menghiraukan adanya asap dari kawah dan adanya beberapa gempa kecil selama April 1902. Pada awal Mei, hujan abu mulai turun terus menerus, dan bau sulfur yang menyengat telah menyelimuti udara sekitar. Rumah penduduk yang ada di lereng gunung tidak bisa lagi dihuni, lebih dari 100 ular fer-de-lances ( jenis ular yang besar dan berbisa dari Amerika) mulai melata menyerbu seperempat penduduk mulat (orang campuran negro dengan caucasian) di St Pierre. Ular sepanjang 6 kaki ini membunuh setidaknya 50 orang dan tak terhitung dengan jumlah korban binatang lainnya yang menjadi mangsa. Namun pembasmian baru saja dimulai, Pada 5 mei longsoran dari lumpur yang mendidih tumpah ke laut, diikuti dengan gelombang tsunami yang membunuh ratusan orang. Tiga hari kemudian, tepatnya pada 8 mei, Mt Pelee akhirnya meledak, mengirimkan lava putih dan bebatuan yang mematikan ke kota. Dalam waktu 3 menit St Pierre telah hancur total. Dari 30.000 populasi, hanya 2 yang selamat.
Pada 15 januari 1919 terjadilah insiden yang diluar dugaan. Pekerja dan penduduk Boston’s North End yang kebanyakan adalah orang Irlandia dan Italia, sedang diluar rumah menikmati matahari siang di hari yang hangat. Tiba-tiba, terdengar peringatan singkat yang menyebutkan bahwa tangki besi cor yang besar milik perusahaan penyulingan murni itu pecah dan gelombang besar berupa tetes-tebu mentah berwarna hitam setinggi dua lantai, akan menenggelamkan jalanan dan mengalir perlahan menuju area tepi laut. Bukan hanya pejalan kaki, namun juga kereta kuda tidak bisa lari dari gelombang ini. 2 juta galon tetes-tebu yang sedianya akan dijadikan minuman, telah menenggelamkan sejumlah orang. 21 orang, baik pria, wanita dan anak-anak tewas tenggelam. Kuda-kuda itu sebenarnya hanya terjebak di lengketnya cairan tebu tersebut, namun polisi terpaksa menembaknya. Selama seminggu, Boston berbau tetes-tebu dan pelabuhan menjadi coklat sampai musim panas.
Pada musim semi 1972, Area Hutan Chandka di India – yang sudah dilanda kekeringan- diserang oleh gelombang bahang. Gajah lokal yang biasanya tidak menjadi masalah bagi penduduk sekitar, akhirnya menjadi gelisah karena suhu yang tinggi dan kurangnya persediaan air. Pada musim panas, situasi semakin buruk. Puncaknya pada 10 juli, Segerombolan gajah-gajah mengamuk dan menyerang 5 desa, meninggalkan kerusakan besar-besaran, baik dari pihak warga sipil maupun gajah tersebut.
Pada hari Sabtu pagi tepatnya tanggal 28 juli 1945, veteran Army pilot mengudara dengan menggunakan B-25 light bomber dari Bedford, Massachusetts menuju ke Newark, New Jersey. Co-pilot dan marinir muda juga di ikut di dalamnya. Kabut membuat jarak pandang mereka lemah. Kira-kira sejam kemudian, orang-orang di jalan tengah kota Manhattan menyadari raungan pesawat yang memekik semakin tajam dan menyaksikannya dengan ngeri bahwa bomber tiba-tiba muncul dari kabut asap, melesat diantara gedung bertingkat dan kemudian terjun menubruk sisi Empire State Building. Serpihan pesawat dan bangunan runtuh berbarengan. Lubang besar menganga di lantai 78. Satu dari mesin pesawat menabrak 7 dinding dan keluar dari sisi lain bangunan dan mesin lain terjerembab di cerobong lift. Saat tank bahan bakar meledak, 6 lantai ditelan api, dan gasoline yang terbakar mengalir di sisi lain bangunan. Untungnya, tidak banyak kantor yang buka pada hari sabtu, dan hanya 11 orang ditambah 3 pengendara pesawat yang meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar